PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBERIAN TUGAS

PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBERIAN
TUGAS PENDAHULUAN DI RUMAH
  1. Latar Belakang Masalah
Hasil belajar IPS, khususmnya sub bidang studi Geografi ternyata kurang menggembirakan, meskipun adanya anggapan siswa bahwa pelajaran IPS itu sangat mudah dan bersifat hafalan. Hal ini pasti akan menjadi bahan renungan para guru atau calon guru IPS khususnya sub-bidang studi Geografi.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama khususnya sub-bidang studi Geografi bertujuan agar siswa mampu memahami gejala lingkungan alam dan kehidupan di muka bumi, ciri khas satuan wilayah serta permasalahan yang dihadapi sebagai akibat adanya saling pengaruh antara manusia dengan lingkungan (Depdikbud 1994: Kurikulum Pendidikan Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial). Untuk mewujudkan maka siswa harus dilibatkan secara aktif dalam proses belajar.
Keberhasilan tujuan tersebut tidak lepas juga pada guru pembimbing dan pembina di lapangan. Dengan demikian peran dan tugas guru menjadi semakin penting sejalan dengan tuntutan pembangunan nasional di bidang pendidikan. Seperti yang telah ditetapkan dalam ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat No. II/MPR/1998 tentang GBHN menyatakan: Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa dan kualitas sumber daya manusia, mengembangkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi luhur, memiliki pengetahuan, keahlian dan ketrampilan.
Dalam kegiatan belajar mengajar Geografi juga harusmemperhatikan tingkat perkembangan intelektual dan perkembangan mental siswa, oleh karena itu harus disesuaikan bahan ajar apa yang hendak diajarkan serta bagaimana cara mengajarkannya. Sebagai guru geografi tentunya harus mengetahui konsep-konsep tersebut.
Selain menguasai konsep-konsep Geografi dan metode mengajar, guru Geografi juga harus menguasai teori-teori belajar agar apa yang disampaikan dapat dipahami dengan mudah oleh siswa. Sebelum memasuki pelajaran Geografi, siswa sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan pengajaran Gegrafi. Pengetahuan dan pengalaman ini membentuk pra-konsep, terjadi pra-konsep tersebut belum tentu benar kadang bertentangan dengan hasilnya. Di sinilah terjadi konflik kognitif, barulah konsep lama dan baru dipadukan maka untuk mewujudkan pengajaran Geografi harus diperhatikan hal-hal di atas.
Upaya untuk menghubungkan pra-konsep dengan konsep baru dalam pengajaran Geografi perlu digunakan suatu pengaturan awal dengan maksud agar terbentuk susunan materi yang terstruktur dalam kognitif siswa seperti yang yang dirasakan oleh David Ausubel, maksudnya menurut Dadid Ausubel yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah dikuasai siswa. Walaupun David Ausubel tidak menyediakan model pengatur awal itu sendiri. Untuk itu penulis mengajukan model pemberian tugas pendahuluan yang diberikan sebagai tugas individu di rumah.
  1. Definisi operasional
Untuk menghindari salah pengertian, dalam makalah ini perlu penulis berikan batasan tentang:
  1. Pemberian tugas adalah suatu metode mengajar yang diterapkan guru dalam proses belajar mengajar.
  2. Tugas pendahuluan di rumah adalah tugas yang diberikan oleh guru sebagai tugas individu untuk dikerjakan di rumah dalam bentuk menjawab pertanyaan soal-soal essay tentang materi pokok bahasan pertemuan berikutnya.
    BAB II

C. Hakekat Belajar

Beberapa definisi tentang belajar antara lain:
    1. Menurut Bagne seperti yang dikutip oleh M. Purwanto ( 1990 : 84)menyatakan bahwa: “ Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa hingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi “.
    2. M Morgan menyatakan: “ Belajar adalah setiap perubahan yang telatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman “. (Purwanto, 1990:84 )
    3. Slameto ( 1988 : 4 ) berpendapat bahwa: “ Belajar andalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu ini sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.
Dari definisi-definisi di atas walau agak berbeda dalam merumuskan definisi belajar , dapat dikemukakan adanya persamaan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan sebagai suatu proses intreaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi , fakta,konsep ataupun teori. Namun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar.
Ada beberapa perubahan yang tidak termasuk ketegori belajar antara lain:
  1. Perubahan akibat kelelahan
  1. Perubahan akibat pengaruh obat
  1. Perubahan akibat penyakit dan sebagainya.
Adapun perubahan yang terjadi pada individu dalam pengertian belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Perubahan yang terjadi secara sadar
  1. Perubahan yang terjadi secara kontinyu aktif dan fungsional
  1. Perubahan dalam belajar yang bersifat aktif dan positif
  1. Perubahan dalam belajar yang bukan bersifat sementara
  1. Perubahan dalam belajar yang bertujuan serta terarah
  1. Perubahan yangmencakup semua aspek tingkah laku
Belajar merupakan mencakup semua aspek tingkah laku dilihat dengan nyata, proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi belajar bukan merupakan tingkah laku yang nampak tetapi merupakan proses yang terjadi secara internal dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan yang baru. Hubungan baru dapat berupa antara reaksi-reaksi, perangsangan-perangansangan dan reaksi.
Prinsip – prinsip Belajar
Dari uraian tentang belajar di atas, dapat kita ambil kesimpulan betapa pentingnya proses belajar dan kehidupan manusia. Untuk itu perlu kiranya kita menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar. Dalam hal ini Slameto (19991:27-28) mengemukakan prinsip-prinsip belajar, sebagai berikut:
  1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi aktif meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
  2. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu memiliki struktur, penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
  3. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
  4. Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut discovery;
  5. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;
  6. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapai;
  7. Belajar memerlukan saran yang cukup,sehingga siswa dapat belajar dengan tenang;
  8. Belajar perlu lingkungan yang menantang, dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya ber-eksplorasi dan belajar dengan efektif;
  9. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya;
  1. Belajar adalah proses kontinyuitas,sehinggamendapatkan pengertian yang diharapkan. Menimbulkan respon yang diharapkan ;
  2. Repetisi dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian atau ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa (Slameto, 1991:27-28).
Dari prinsip yang telah dikemukakan di atas dapat dipakai sebagai acuan bagi kita untuk menyusun prinsip-prinsip belajar yang lebih sesuai.

    D. Hasil Belajar

Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar.Karena prestasi itu sendiri merupakan hasil belajar itu biasanya dinyatakan dengan nilai. Menurut Winarno Surahmad ( 1997 : 88 )sebagai berikut:
Hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku”.
Dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau Perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru berkatpengalaman baru.
Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, maka hasil belajar merupakan hasil kegiatan belajar sedangkan belajar sendiri lebih menekankan pada proses kegiatannya, selain pada hasil kegiatannya.
Hasil belajar merupakan hasil yang menunjukkan kemampuan seseorang siswa dalam menguasai bahan pelajarannya. Hasil belajar dapat diuji melalui test;sehingga dapat digunakan untuk mengetahui keefektifan pengajaran dan keberhasilan siswa atau guru dalam proses belajar mengajar.
Hasil belajar merupakan hasil dari proses kompleks.Hal ini disebabkan banyakFaktor yang terkandung di dalamnya baik yang berasal dari faktor intern maupun faktor ekstern.
Adapun faktor intern yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:
  1. Faktor fisiologi seperti kondisi fisik dan kondisi indera.
  2. Faktor Psikologi meliputi bakat,minat,kecerdasan motivasi, kemampuan kognitif.
  3. Sedangkan faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar adalah :
  1. Lingkungan
Yang termasuk faktor lingkungan adalah alam,masyarakat/keluarga .
  1. Faktor Instrumental
Faktor ini terdiri dari kurikulum/bahan pengajaran sarana dan fasilitas.

    E. Pemberian Tugas

  1. Pengertian Pemberian Tugas
Yang dimaksud dengan pemberian tugas dalam penelitian ini adalah merupakan suatu metode mengajar yang diterapkan dalam proses belajar mengajar, yang biasa disebut dengan metode pemberian tugas. Biasanya guru memberikan tugas itu sebagai pekerjaan rumah. Akan tetapi sebenarnya ada perbedaan antara pekerjaan rumah dan pemberian tugas seperti halnya yang dikemukakan : Roestiyah dalam bukunya “Didaktik Metodik” yang mengatakan :
Untuk pekerjaan rumah, guru menyuruh membaca dari buku dirumah, dua hari lagi memberikan pertanyaan dikelas. Tetapi dalam pemberian tugas guru menyuruh membaca. Juga juga menambah tugas (1),cari buku lain untuk membedakan(2), pelajari keadaan orangnya”(roestiyah, 1996 : 75 )
Dengan pengertian lain tugas ini jauh lebih luas dari pekerjaan rumah karena metode pemberian tugas dari guru kepada siswa untuk diselesaikan dan dipertanggung jawabkan. Siswa dapat menyelesaikan di sekolah, atau dirumah atau di tempat lain yang kiranya dapat menunjang penyelesaian tugas tersebut,naik secara individu atau kelompok.
Tujuannya untuk melatih atau menunjang terhadap materi yang diberikan dalam kegiatan intra kurikuler, juga melatih tanggung jawab akan tugas yang diberikan. Lingkup kegiatannya adalah tugas guru bidang studi di luar jam pelajaran tatap muka. Tugas ditetapkan batas waktunya, dikumpulkan,diperiksa, dinilai dan dibahas tentang hasilnya. Dalam memberikan tugas keadaan siswa, guru harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
  1. Memberikan penjelasan mengenai
  1. Tujuan penugasan
  1. Bentuk pelaksanaan tugas
  1. Manfaat tugas
  1. Bentuk Pekerjaan
  1. Tempat dan waktu penyelesaian tugas
  1. Memberikan bimbingan dan dorongan
  2. Memberikan penilaian
Adapun jenis-jenis tugas yang dapat diberikan kepada siswa yang dapat membantu berlangsungnya proses belajar mengajar :
  1. Tugas membuat rangkuman
  2. Tugas membuat makalah
  3. Menyelesaikan soal
  4. Tugas mengadakan observasi
  5. Tugas mempraktekkan sesuatu
  6. Tugasmendemonstrasikan observasi
Adapun dalam penelitian ini tugas yang diberikan adalah pemberiantugas pendahuluan yang berbentuk pertanyaan yang harus diselesaikan siswa mengenai materi pokok bahasan pertemuan berikutnya.
  1. Kelebihan dan Kelemahan Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas ini dalam pelaksanaannya memiliki beberapa kelebihan disamping juga mempunyai beberapa kelemahan.
Adapun kelebihan metode pemberian tugas :
  1. Metode ini merupakan aplikasi pengajaran modern disebut juga azas
aktivitas dalam mengajar yaitu guru mengajar harus merangsang
siswa agar melakukan berbagai aktivitas sehubungan dengan apa yang dipelajari.
  1. Dapat memupuk rasa percaya diri sendiri
  2. Dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari, mengolah menginformasikan dan dan mengkomunikasikan sendiri.
  3. Dapat mendorong belajar, sehingga tidak cepat bosan
  4. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa
  5. Dapat mengembangkan kreativitas siswa
  6. Dapat mengembangkan pola berfikir dan ketrampilan anak.
Adapun kelemahan metode pemberian tugas
  1. Tugas tersebut sulit dikontrol guru kemungkinan tugas itu dikerjakan oleh orang lain yang lebih ahli dari siswa.
  2. Sulit untuk dapat memenuhi pemberian tugas
  3. Pemberian tugas terlalu sering dan banyak, akan dapat menimbulkan keluhan siswa,
  4. Dapat menurunkan minat belajar siswa kalau tugas terlalu sulit
  5. Pemberian tugas yangmonoton dapat menimbulkan kebosanan siswa apabila terlalu sering.
  6. Khusus tugas kelompok juga sulit untuk dinilai siapa yang aktif.
    3. Pemberian Tugas Pendahuluan
Tugas pendahuluan adalah tugas yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tugas individu. Tugas itu diberikan kepada siswa dalam bentuk soal-soal essay yang harusdijawabnya, setelah mempelajari materi-materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Dengan tugas pendahuluan ini diharapkan sebelum menerima pelajaran dari guru, dalam diri siswa telah terbentuk struktur kognotif yang diperoleh dari tugas pendahuluan tersebut. Dengan demikian diharapkan ketika masuk kelas, siswa sudah siap dari rumah tentang konsep-konsep yang akan diberikan oleh guru. Keadaan ini diharapkan dapat membantu sisa dalam memahami konsep-konsep geografi.
Pemberian tugas pendahuluan ini sesuai dengan anjuran Ausubel yang mengatakan bahwa yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang diketahui oleh siswa ( Dahar, 1989: 117 ). Dengan tugas pendahuluan ini akan terbentuk struktur kognitif siswa.
Struktur kognitif inilah yang diharapkan untuk dapat meningkatkan kebermaknaan suatu pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami pelajaran.Agar terjadi belajar bermakna maka konsep baru harus dikaitkan dengan konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. Ausubel menerapkan suatu pengatur awal agar terjadi belajar bermakna.
Sehubungan dengan penelitian menggunakan metode pemberian tugas pendahuluan sebagai pengatur awal.
    4. Pengaruh Pemberian Tugas Pendahuluan Terhadap Hasil Belajar Dalam Pelajaran Geografi.
Tugas pendahuluan ini diberikan kepada siswa sebelum diberi pelajaran oleh guru, supaya dalam diri siswa telah terbentuk struktur kognitif. Struktur kognitif adalah fakta-fakta, konsep-konsep yang telah dipelajari dan dingat oleh siswa, sehingga dengan konsep-konsep yang sudah ada pada diri siswa akan diasimilasikan dengan konsep-konsep yang sudah diberikan guru. Dengan hal tersebut diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep Geografi, juga akan terwujudlah belajar bermakna seperti yang dikatakan Ausubel. Menurut faktor yang penting mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa. Hal ini akan bermakna apabila konsep baru dikaitkan dengan konsep yang sudah ada dalam diri siswa.

    F. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
  1. Pemberian tugas pendahuluan memungkinkan siswa memiliki persiapan (kemampuan awal) sehingga memudahkan mereka untuk menerima materi yang disampaikan di kelas saat proses belajar mengajar.
  2. Pemberian tugas pendahuluan, dapat meningkatkan efisiensi waktu KBM
    (Dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar